Seiring dengan proses perkembangan kota dan
kondisi yang masih sulit untuk melakukan pengembangan saat itu, Bapak
Yasir Hadibroto sebagai Gubernur KDH Lampung saat itu melalui Ka.
Kanwil Depag Bapak Prof. Drs. H. Masdar Helmi, menghibahkan lahan
seluas 2 Ha di Sukarame untuk dijadikan lokasi pembangunan MAN 1
Bandarlampung. Wali Kota Bandar Lampung saat itu juga memberikan lahan
seluas 0,6 Ha, sehingga luas madrasah ini secara keseluruhan menjadi
2,6 Ha (26.000 m2). Pembangunan pertama di lokasi yang baru ini dimulai
tahun 1981, dan hanya membangun 3 lokal yang dialokasikan untuk siswa
kelas 3 pindahan dari kampus Kaliawi. Sejak saat itu pembangunan secara
bertahap terus berlanjut hingga saat ini.
Untuk menjawab tantangan zaman dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan kehadiran ulama intelektual, pada tahun 1999 atas gagasan Bpk. Prof H. Munawir Sadzali MA sebagai Menteri Agama saat itu, MAN 1 Bandarlampung ditetapkan sebagai satu dari 27 Madrasah Aliyah di Indonesia untuk menyelenggarakan program peningkatan Ilmu Agama. Program ini selanjutnya disebut Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK). Keberadaan MAPK adalah sebagai program yang setara dengan program lain yang ada di MAN 1 Bandarlampung. Kurikulum yang digunakan 70% merupakan ilmu agama dan 30% merupakan ilmu umum, dengan bahasa pengantar bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Untuk menjawab tantangan zaman dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan kehadiran ulama intelektual, pada tahun 1999 atas gagasan Bpk. Prof H. Munawir Sadzali MA sebagai Menteri Agama saat itu, MAN 1 Bandarlampung ditetapkan sebagai satu dari 27 Madrasah Aliyah di Indonesia untuk menyelenggarakan program peningkatan Ilmu Agama. Program ini selanjutnya disebut Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK). Keberadaan MAPK adalah sebagai program yang setara dengan program lain yang ada di MAN 1 Bandarlampung. Kurikulum yang digunakan 70% merupakan ilmu agama dan 30% merupakan ilmu umum, dengan bahasa pengantar bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Dengan jumlah siswa 40 siswa putra yang diasramakan serta disubsidi
oleh Depag, program MAPK menjadi program unggulan. Keunggulan ini
terutama pada kemampuan siswa berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dan
bahasa Inggris, serta kemampuan siswa MAPK menembus berbagai perguruan
tinggi favorit di luar negeri, yakni Mesir, Arab Saudi, dan Malaysia.
Berkat keunggulan yang kian nyata, program MAPK mendapat dukungan dari
Bpk. Gubernur Pudjono Pranjoto, melalui Bpk. Ka.Kanwil Depag Lampung,
Drs. H. Syamsuddin Thaher, yakni pemberian bantuan fasilitas
infrastruktur berupa jalan, mess guru tutor, dan dana operasional.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah tahun
1992 tentang alih fungsi PGAN menjadi MAN, MAN Tanjungkarang berubah
menjadi MAN 1 Tanjungkarang, dan dengan sendirinya orientasi
pengembangan mutu madrasah tidak hanya pada program Ilmu Agama,
melainkan juga pada program IPA dan IPS. Kebijakan ini menempatkan
posisi madrasah sama dengan SMU, oleh karena itu tantangan madrasah
menjadi relatif berat. Untuk menjawab persaingan dengan SMU namun tetap
menjaga ciri keislamannya, pada tahun 1996 MAN 1 Tanjungkarang
membentuk kelas Intensif yang pembiayaannya dibantu oleh orang tua siswa
dimana program ini berorientasi pada keunggulan MIPA. Program ini
cukup berhasil mengangkat prestasi madrasah khususnya dalam berbagai
lomba bidang studi umum. Selain itu cukup banyak para alumni yang
berhasil melanjutkan pendidikannya di berbagai PTN favorit di
Indonesia.
Berkat berbagai keberhasilan tersebut, serta
didukung oleh SDM yang dimiliki, pada tahun 1998 MAN 1 Tanjungkarang
mendapat kepercayaan menjadi MAN Model, yakni MAN percontohan yang
didanai oleh ADB melalui proyek Development Madrasah Aliyah Project
(DMAP) dengan SK Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama Nomor:
IV/PP.006/KEP/17A/98 tanggal 28 Februari 1998. Untuk mendukung program
tersebut, MAN Model dilengkapi dengan beberapa fasilitas, termasuk
Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) dan Pusat Pengembangan Madrasah
(PPM).
Menindaklanjuti perkembangan global yang
kian pesat dan tantangan yang semakin besar bagi generasi Islam
mendatang serta keinginan masyarakat untuk memiliki madrasah yang
berkualitas, diakui pada tingkat regional, nasional bahkan pada skala
internasional, untuk itu MAN 1 Bandar Lampung diharapkan mampu
mewujudkan keluaran siswa yang tanggap dan mampu mengatasi berbagai
tantangan dalam persaingan global. Salah satu upaya yang dianggap akan
mampu mewujudkan hal tersebut adalah dengan memproyeksikan diri pada
perubahan visi dam misi yang akan dikembangkan menuju madrasah
nasional berstandar internasional.
Untuk menuju kearah visi dan misi perlu adanya dukungan terutama pada pemerintah c/q Departemen Agama serta Pemerintah Daerah dan masyarakat yang peduli madrasah dalam program percepatan tercapainya 8 standar pendidikan yang ditetapkan oleh BNSP serta meningkatkan kearah tercapainya standar internasional baik bidang ilmu agama maupun bidang umum.
Untuk menuju kearah visi dan misi perlu adanya dukungan terutama pada pemerintah c/q Departemen Agama serta Pemerintah Daerah dan masyarakat yang peduli madrasah dalam program percepatan tercapainya 8 standar pendidikan yang ditetapkan oleh BNSP serta meningkatkan kearah tercapainya standar internasional baik bidang ilmu agama maupun bidang umum.
Adapun kepemimpinan MAN Model sejak berdirinya telah mengalami beberapa pergantian kepemimpinan yaitu :
1 | Drs. Mansyur | periode | 1979 | - | 1981 | ||
2 | Drs. H. Ngatio Haryantyo | periode | 1981 | - | 1985 | ||
3 | Drs. H. Umar Choli | periode | 1985 | - | 1988 | ||
4 | Drs. H. Jauhari Mauludin | periode | 1988 | - | 1999 | ||
5 | Drs. H. M. Husni Salman | periode | 1999 | - | 2000 | ||
6 | Drs. Sabihis | periode | 2000 | - | 2005 | ||
7 | Drs. H. Jamsari, M.Ag. | periode | 2005 | - | 2013 |
0 komentar:
Posting Komentar